Bolong.Id - Di tangan pemuda berusia 22 tahun bernama Zhou Tiancong dari Yantai, Provinsi Shandong, seni tradisional roti “Huabobo” kini tampil lebih segar dan modern. Setelah liburan Gabungan Hari Nasional dan Festival Tengah Musim Gugur, Zhou kembali ke kampus dengan membawa koper penuh tepung dan sejumlah Huabobo berbentuk buah berkarakter kartun ciptaan tangannya sendiri.
Dilansir dari Xinhua, Senin (13/10/25), Huabobo jenis Jiaodong adalah seni lilin roti tradisional yang diakui sebagai warisan budaya takbenda provinsi. Berukuran lebih besar dibanding roti kukus biasa, karya ini dibentuk menjadi figur-figur simbolis seperti bebek mandarin, ikan mas, naga, phoenix, dan buah kesenangan (longevity peach), yang masing-masing membawa makna keberuntungan dalam tradisi kuliner Tiongkok.
Dalam lab inovasinya yang bernama “Huabobo Lab”, Zhou bersama mahasiswa lain di Pusat Riset Warisan Budaya Takbenda di Taishan College of Science and Technology mengeksplorasi kreasi baru setiap minggu. Dia menuturkan bahwa proses pembuatan Huabobo sangat peka terhadap faktor tepung, tingkat kelembapan, suhu, dan kepadatan air, sedikit perubahan bisa menghasilkan karya yang sangat berbeda.
Karya terbarunya yang terinspirasi dari perayaan Hari Nasional dan Festival Tengah Musim Gugur menampilkan “kue” dua tingkat dengan figur kartun Chang’e dan kelinci Yutu dalam mitologi Tiongkok. Di kampus, teman-teman Zhou antusias berdiskusi tentang rancangan mereka sendiri.
Walaupun lelah, Zhou merasa perjalanannya sangat memuaskan. Pada Agustus, ia membuka toko Huabobo di kota asalnya, yang langsung menarik minat luas. Bila musim libur tiba, ia pernah bekerja dari pukul 7 pagi hingga melewati tengah malam.
Ke depan, Zhou berencana meluncurkan kit Do It Yourself (DIY) Huabobo agar generasi muda bisa mengenal warisan ini melalui pengalaman langsung. Ia berharap bahwa seni tradisional ini tidak hanya menjadi sajian festival, melainkan simbol budaya yang hidup bersama generasi masa kini.
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
